MOTIVASI

Temend2,,,nie ada sedikit cerita buat intermezo. Dibaca ya.....

Pantang berkeluh kesah

Jerih payah hanya akan berhasil kalau pelakunya tidak mudah putus asa

· Napoleon Hill


Namanya Slamet, entah Slamet siapa. Ia diberi nama Slamet karena waktu lahir bersamaan dengan gempa bumi. Slamet lahir di tempat pengungsian 37 tahun silam. Sekarang ia menjadi juragan bakso di sebuah kota kabupaten di Jawa Timur. Rombong baksonya ratusan jumlahnya.

Jalan hidupnya memang menyerempet-nyerempet bahaya, namun sesuai dengan namanya ia selalu slamet. Bapaknya seorang tukang becak yang kini sakit-sakitan dan ibutnya hanya menjadi ibu rumah tangga biasa. Usia sepuluh tahun, ketika ia kelas empat sekolah dasar, bapaknya memberinya seekor kambing betina sebagai hadiah karena ia meraih juara satu di kelasnya.

Sejak itu Slamet harus membagi waktunya antara sekolah, menggembala kambing dan mengaji di musholla. Setahun kemudian kambingnya beranak dua ekor, begitu seterusnya sampai ia mempunyai lima belas ekor kambing. Ketika ia kelas dua SLTP, Pakliknya menikah tetapi tidak punya pekerjaan.

Pakliknya bermaksud meminjam dua ekor kambingnya untuk dijual sebagai modal berdagang kecil-kecilan. Setelah dirunding dengan bapaknya, ia menemukan cara lain untuk membantu Pakliknya. Tiga ekor kambingnya dijual dan uangnya dibelikan becak. Ada sisanya sedikit untuk biaya sekolahnya sendiri. Becak itu disewakan kepada Pakliknya dengan sistem setoran sebesar lima ratus rupiah per hari.

Pakliknya yang memang butuh pekerjaan setuju sekali. Beberapa bulan kemudian Slamet membeli satu becak lagi untuk temannya semasa sekolah dasar. Becak itu terus berkembang hingga berjumlah lima belas buah ketika ia lulus SMU. Dari hasil setoran becak itulah Slamet berhasil menyelesaikan kuliahnya di Malang.

Selama kuliah di Malang ia kos di sebuah rumah penjual bakso. Slamet yang tidak bisa diam selalu menyempatkan diri membantu bapak kosnya membuat bakso. Karena ketelatenannya ia kemudian dapat meracik bumbu bakso yang lain dari yang lain. Sampai-sampai racikan bapak kosnya kalah dengan racikannya.

Setelah lulus kuliah Slamet diterima bekerja di perusahaan swasta di kota lain. Tak lama kemudian ia menikah. Tetapi minatnya terhadap bakso tidak menyusut. Ia berniat membuka bakso yang lain dari yang lain. Maka ia merekrut sejumlah pemuda pengangguran di sekitar kontrakannya.

Anak-anak itu diajari bagaimana caranya membuat bakso, tetapi sejauh itu ia tetap memegang rahasia racikan bumbunya. Awalnya ia membeli dua gerobak dorong dan mempekerjakan dua orang, disamping membuat depot bakso kecil-kecilan di emperan kontrakannya. Usaha ini terus berkembang karena kelezatan bumbu racikannya. Selang lima tahun anak buahnya sudah berjumlah puluhan.

Jumlah itu terus bertambah hingga mencapai seratus empat puluh tiga rombong. Slamet telah menjadi raja bakso, sehingga pekerjaannya di sebuah perusahaan ia tinggalkan karena ia tidak bisa membagi waktu. Sebenarnya banyak pemuda yang melamar menjadi anak buahnya, tetapi ia merasa sementara sudah cukup banyak. Ia tidak mau menambah anak buah lagi.

Kenapa Slamet bisa sesukses itu? Jelaslah bahwa ia adalah pekerja keras yang pantang menyerah. Tetapi ada hal-hal lain yang belum diceritakan yang menjadi latar belakang kesuksesannya. Semasa masih duduk di sekolah dasar baju seragamnya hanya dua setel. Baju kokonya hanya satu, ditambah dengan satu setel pakaian bermain dan satu setel baju baru yang hanya dipakai untuk lebaran saja.

Sampai kuliah Slamet tidak mempunyai banyak baju, sehingga mengurangi pergaulannya dengan teman-teman sekampusnya. Jangan tanya cafe, restoran pun Slamet belum pernah menginjakkan kakinya. Dari kos-kosan ke tempatnya kuliah ia hanya menggunakan sepeda ontel yang sudah karatan.

Dan ia tidak merasa malu untuk berterus-terang tidak punya baju yang pantas ketika diundang untuk ulang tahun temannya. Jawabannya itu tidak dengan maksud minta dikasihani tetapi ia benar-benar pribadi yang sederhana. Dan menu makanannya relatif tidak berubah sejak SD sampai ia masak sendiri di kos-kosannya. Kalau tidak tempe ya ikan asin, tetapi karena ia suka membantu bapak kosnya ia pun dapat tambahan gizi berupa pentol bakso.

Salah satu mental positifnya yang menonjol adalah karena ia tidak pernah mengeluh atas apa yang dialaminya. Ia merasa itulah hidup, jadi harus dijalani apa adanya. "Prinsip saya sederhana sekali, kok. Saya masih ingin hidup, dan saya belum ingin mati. Itu saja," kilahnya kepada penulis suatu ketika.

§ Keluhan tidak menuntaskan masalah

Di dunia ini banyak orang mengeluhkan nasibnya yang buruk. Ada yang menuding Tuhan bertindak tidak adil kepadanya, kenapa harus menderita di saat orang lain menikmati kebahagiaan. Kenapa orang lain bisa berfoya-foya menghabiskan jutaan rupiah setiap harinya, sedangkan ia mencari uang sepuluh ribu saja susahnya setengah mati.

Hari-harinya dihabiskan untuk menyesali dirinya kenapa tidak ditakdirkan sebagai orang kaya saja sehingga bisa bebas dari penderitaan. Disangkanya dengan mengeluh dan menyesali diri nasibnya akan berubah. Keliru sekali, karena keluh kesah hanya akan membuatnya semangat hidupnya melemah. Semakin tenggelam ke dalam keluhan, semakin putus asalah manusia untuk memperbaiki nasibnya.

Orang yang suka mengeluh merupakan tanda-tanda orang yang tidak mau mensyukuri nikmat-Nya. Selalu saja merasa kurang karena yang dilihat hanya yang di atas, tidak pernah melihat ke bawah. Padahal masih banyak orang lain yang lebih menderita darinya. Tetangganya punya motor baru langsung iri, padahal ia sendiri sudah punya. Dan banyak tetangganya yang belum punya motor.

Keluh kesah tidak pernah menyelesaikan masalah. Tidak ada persoalan yang dapat diselesaikan dengan keluh kesah dan air mata, kecuali tangisan seorang gadis kepada kekasihnya. Dan tidak ada sukses bagi orang yang suka mengeluh dalam pekerjaannya. Sukar sedikit sudah mengeluh, atasan akhirnya tidak mempercayainya lagi.

Sukses itu membutuhkan mental positif, salah satunya adalah pantang menyerah. Hanya orang-orang yang memiliki keyakinan dan keberanian plus semangat membaja yang akan menuai sukses. Sedangkan orang-orang yang suka mengeluh, mudah putus asa, 'mutung' hanya akan menemui kegagalan dalam hidupnya.

Apakah dengan berkeluh kesah tiba-tiba akan datang kepadanya orang yang memberinya sukses? Ketika kita butuh uang kita pun bermimpi seseorang yang baik hati menyerahkan segebok uang kepada kita. Tetapi ketika kita bangun dan kita cari uang itu lenyap tak berbekas. Uang itu hanya ada di dalam mimpi. Begitulah nasib orang-orang yang berkeluh kesah hanya akan menjumpai suksesnya di dalam mimpi.

Slamet hanya satu di antara ratusan atau mungkin ribuan orang yang berhasil karena pantang berkeluh kesah. Ia berani menghadapi kesulitan bahkan menikmati kesulitan yang menimpanya karena ia merasa itulah yang terbaik yang diberikan Tuhan kepadanya. Slamet tidak merasa malu karena kesederhanaannya, tetapi ia akan merasa malu kalau orang lain melihatnya berkeluh kesah.

Ditinjau dari ilmu psikologi, amat jauh bedanya antara orang yang gampang berkeluh kesah dengan orang yang keras hatinya. Yang pertama jelas akan menghancurkan dirinya sendiri, yang terakhir memberinya kesempatan untuk memperbaiki nasibnya.

Baiknya mulai sekarang kita sudah memiliki hati yang kuat dan menanamkan prinsip bahwa berkeluh kesah itu perbuatan yang berdosa.

(Dikutip dari Mutiara Ilmu)

 

0 Responses to MOTIVASI